Thursday, March 2, 2017

Mikrobiologi

 
 
Pengertian, Ciri-Ciri, Reproduksi, dan Peranan Jamur (Fungi)| 
 Informasi kali ini membahas pengertian, ciri-ciri, reproduksi dan peranan jamur (fungi). Langsung saja kita mulai dengan Pengertian Jamur (Fungi). Secara umum, Pengertian Jamur (Fungi) adalah organisme eukariotik yang tidak berklorofil. Jamur bersifat uniseluler dan multiseluler. Jamur (Fungi) banyak ditemukan pada lingkungan sekitar yang tumbuhan subur khususnya pada musim hujan karena jamur menyukai habitat yang tempatnya lembab. Tetapi jamur dapat ditemukan disemua tempat yang terdapat materi organik.  Cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang jamur disebut dengan mikologi.
Jamur bertalus atau tubuh yang sederhana dengan tidak memiliki akar, batang, dan daun. Jamur tidak berklorofil sehingga tidak membutuhkan cahaya matahari dalam menghasilkan makanan. Jamur bersifat heterotrof saprofit atau heterotrof parasit.    

1. Ciri-Ciri Jamur (Fungi) - Jamur (Fungi) memiliki beberapa karektistik/ciri-ciri yang membedakan tumbuhan. Ciri-ciri jamur (fungi) secara umum adalah sebagai berikut... 
  • Organisme eukariota
  • Tidak memiki klorofil 
  • Bersifat uniseluler dan multiseluler 
  • Tubuhnya terdiri dari benang-benang yang disebut dengan hifa
  • Hifa dapat membentuk anyaman yang bercabang-cabang yang disebut dengan miselium
  • Bereproduksi secara generatif dan vegetatif
  • Tidak memiliki flagela dalam daur hidupnya
  • Tidak mengandung selulosa paad dinding selnya, melainkan karbohidrat kompleks (termasuk kitin)
  • Jamur tumbuh pada habitat yang lembab, mengandung banyak zat organik, sedikit asam, dan kurang cahaya 
2. Reproduksi Jamur (Fungi) - Sebagian besar jamur bereproduksi dengan spora mikroskopik, yaitu sel reprodukitf yang tidak motil. Spora umumnya dihasilkan dari hifa  aerial yang terspesialisasi. Hifa aerial pada beberapa jamur membentuk struktur kompleks yang disebut dengan badan buah (fruiting body). Spora yang dihasilkan dalam badan buah. Ada tiga bentuk struktur reproduktif pada jamur, yaitu gametangium, sporangium, dan konidiofor. Gametangium adalah struktur tempa pembentukan gamet. Sporangium adalah struktur tempa dibentuknya spora. Sedangkan konidiofor adalah hida yang terspesialisasi dengan menghasilkan spora aseksual yang disebut dengan konidia.
3. Peranan Jamur (Fungi) - Peranan jamur ada yang menguntungkan dan merugikan bagi kehidupan manusia. Macam-macam peranan jamur adalah sebagai berikut..



a. Peranan Jamur yang Menguntungkan
  • Rhizopus stolonifer, digunakan untuk membuat tempe
  • Aspergillus oryzae, digunakan untuk mengempukkan adonan
  • Saccharomyces  cerevisiae, digunakan untuk membuat tape, roti, bir, dan minuman sake. 
  • Neurospora crassa, digunakan untuk membuat oncom
  • Trichoderma sp,., digunakan untuk menghasilkan enzim selulase
  • Rhizopus nigricans, digunakan untuk menghasilkan asam fumarat
  • Ganaoderma lucidum, digunakan sebagia bahan obat
b. Peranan Jamur yang Merugikan
  • Aspergillus fumigatus, Kanker pada paru-paru burung
  • Candinda albicans, infeksi pada vagina 
  • Ustilago maydis, parasit pada tanaman jagung dan tembakau
  • Microsporum sp, dan Trichophyton sp,  menyebabkan kurap atau panu
  • Epidermophyton floccosum, menyebabkan penyakit pada kaki atlet
  • Aspergillus flavus, penghasil aflatoksi, penyebab kanker pada manusia 
  • Amanita phalloides, mengandung balin yang menyebabkan kematian bagi yang memakannya

Teknik Dasar Perkerjaan Laboratorium Kimia

Mengenal Jenis Tipe dan Fungsi Serta Kegunaan Masing-Masing Tipe APAR (Alat Pemadam Api Ringan)

Dalam manajemen K3 Kebakaran, kebakaran di klasifikasikan ke dalam 4 kategori;
1.Klas A : Kebakaran yang berasal dari bahan biasa padat yang mudah terbakar
Contoh : kertas, kayu, plstik, karet, dll.

2.Klas B : Kebakaran yang berasal dari bahan cair dan gas yang mudah menyala
Contoh : minyak tanah, bensin, solar, thinner, LNG, LPG, dll.

3.Klas C : Kebakaran yang berasal dari peralatan listrik (hubungan arus pendek)
Contoh : generator listrik, setrika listrik, dll.

4.Klas D : Kebakaran yang berasal dari bahan logam
Contoh : magnesium, potassium, lithium, calcium, dll.
Maka untuk alat pemadamnya pun bisa dikategorikan berdasarkan kategori kebakarannya.
JENIS BAHAN UTAMA APAR
1.Busa
2.Tepung kimia kering (Dry Chemical)
3.Gas CO2 (Carbon Dioxide)
4.Cairan mudah menguap (Hallon)
5.Air
ALAT PEMADAM API BUSA ( Foam )

Busa adalah alat pemadam yang efektif untuk memadamkan kebakaran Kelas A dan B.
Bahan yang digunakan adalah campuran Natrium Bicarbonate dengan Aluminium Sulfat, keduanya dilarutkan kedalam air hasilnya suatu busa yang volumenya mencapai 10 x volume campuran.
Pemadam api menggunakan busa merupakan sistem isolasi, yaitu mencegah agar oksigen tidak mendapat kesempatan untuk beraksi, karena busa menyelimuti (menutup) permukaan benda yang terbakar.
Cara penggunaannya :
  1. Dengan membalikkan tabung, maka otomatis kedua larutan akan bercampur dan keluar melalui Nozzle.
  2. Arahkan Nozzle ke benda yang terbakar.
  3. Jangan melawan arah angin.

Keuntungannya :
  1. Alat Pemadam Api jenis busa mempunyai tekanan rendah, sehingga lebih efektif untuk memadamkan kebakaran benda cair.
  2. Cara penggunaannya lebih praktis.

Kerugiannya :
  1. Alat Pemadam Api jenis busa tidak bisa untuk memadamkan kebakaran listrik, karena berupa cairan.
  2. Kotor dan meninggalkan noda pada benda yang terkena cairan busa jika tidak segera dibersihkan.

Catatan :
  1. Apabila benda padat yang terbakar, arah semportan bisa langsung ke benda yang terbakar.
  2. Apabila benda cair yg terbakar, arah semprotan pada dinding sebelah dalam tempat beda cair terbakar.
  3. Nozzle harus bebas dari hambatan/sumbatan (biasanya debu dan serangga).

SIFAT – SIFAT ALAT PEMADAM API BUSA
1.Penyelimutan (smothering)
2.Mencegah penguapan bahan bakar
3.Pendinginan (cooling)
4.Melokalisir benda yang terbakar
5.Tidak boleh untuk memadamkan kebakaran listrik
ALAT PEMADAM API CO2
Alat pemadam api dengan bahan CO2 atau Carbon Dioxide digunakan untuk memadamkan kebakaran yang terjadi pada peralatan – peralatan mesin atau listrik.
Tabung – tabung yang digunakan berisi gas CO2 yang berbentuk cair, bila dipancarkan CO2 tersebut mengembang menjadi gas.
Cairan CO2 didalam tabung temperaturnya rendah sekali dan berbahaya apabila mengenai tubuh manusia.
Cara penggunaannya :
  1. Angkat Tabung dari tempatnya
  2. Pastikan bahwa tabung tersebut siap pakai
  3. Letakan tabung disamping tubuh dengan posisi kuda-kuda
  4. Lepas pen pengaman.
  5. Pegang corong pada gagang yg mempunyai penyekat agar tangan tidak luka karena suhu dingin.
  6. Arahkan corong ke atas
  7. Tekan tangkai penekannya
  8. Setelah yakin bahwa alat tersebut siap pakai.
  9. Bawalah alat tersebut ketempat terjadinya kebakaran.
  10. Arahkan corong/Nozzle ke nyala api dan tekan tangkai penekannya.
  11. Gerakkan corong kekanan dan kekiri secara menyapu sampai kebakaran padam.
  12. Jangan melawan arah angin.

Keuntungannya :
  1. Merupakan gas yang tidak dapat mengalirkan arus listrik dan tidak menyebabkan karat
  2. Dapat disimpan didalam tabung-tabung yang terbuat dari baja, sehingga mudah disiapkan diruangan sempit.
  3. Carbondioksida yang disimpan didalam tabung dapat digunakan berulang kali, (tidak sekali pakai)
  4. Dapat digunakan untuk memadamkan api secara otomatis (pada instalasi tetap).

Kerugiannya :
  1. Pada konsentrasi tertentu gas CO2 dapat membahayakan manusia oleh karena itu, pemadam api didalam ruangan petugas harus memakai masker dan alat bantu pernafasan;
  2. Kurang efektif digunakan diruangan terbuka; Pada waktu menggunakan CO2 diruangan tertutup harus diyakinkan dulu bahwa tidak ada orang atau korban yang masih berada didalam ruangan.

Berdasarkan kemasan CO2 terdiridari :
  1. Jenis membran
  2. Jenis pengatup

Alat Pemadam Api jenis CO2 bisa untuk memadamkan kebakaran kelas A, B dan C.
ALAT PEMADAM API POWDER

Serbuk Kimia kering (Dry Chemical Powder) adalah bahan pemadam serbaguna yang dapat memadamkan api atau kebakaran kelas A, B dan C

Cara penggunaannya :

  1. Angkat Tabung dari tempatnya
  2. Pastikan bahwa tabung tersebut siap pakai
  3. Letakan tabung disamping tubuh dengan posisi kuda-kuda
  4. Lepas pen pengaman.
  5. Pegang corong/Nozzle arahkan corong ke atas
  6. Tekan tangkai penekannya
  7. Setelah yakin bahwa alat tersebut siap pakai.
  8. Bawalah alat tersebut ketempat terjadinya kebakaran.
  9. Arahkan corong/Nozzle ke nyala api dan tekan tangkai penekannya.
  10. Gerakkan corong kekanan dan kekiri secara menyapu sampai kebakaran padam.
  11. Jangan melawan arah angin.
Keuntungannya :
  1. Serbuk kimia kering tidak berbahaya bagi manusia;
  2. Sebagai pemisah oksigen dan api;
  3. Bukan pengahantar listrik;
  4. Efektif dipergunakan diruang terbuka (jika angin tidak kencang);
  5. Dapat menyerap panas sekaligus dapat
Kerugiannya :
  1. Jka dipakai berbentuk debu, akan mengganggu pernafasan dan penglihatan;
  2. Sekali pakai habis;
  3. Maninggalkan kotor berupa serbuk.


ALAT PEMADAM API hallon

Pemadam Hallon adalah bahan yang terdiri dari beberapa unsur kimia yang dibedakan macam-macamnya dengan menggunakan kode angka misalnya :
            • Hallon 104 - Carbon Tetra Chlor
            • Hallon 1001 – Metyl Bromide
            • Hallon 1211 – Bromo Chloro di Fluoro Methane
            • Hallon 1301 – Bromo Teifuoro Methane
Alat Pemadam jenis Hallon dapat digunakan untuk memadamkan kebakaran Kelas A, B dan C.

Alat Pemadam ini bila dikeluarkan isinya berbentuk gas, tapi tidak bercampur dengan oksigen dan akan keatas, sehingga bida merusak lapisan ozon.




PENEMPATAN APAR
JENIS BANGUNAN
BERAT
MINIMUM
LUAS
JANGKAUAN
JARAK
MAKSIMUM
INDUSTRI
2 Kg
150 M2
15 METER
UMUM
2 Kg
100 M2
20 METER
PERUMAHAN
2 Kg
250 M2
25 METER
CAMPURAN
2 Kg
100 M2
20 METER
PARKIR
2 Kg
135 M2
25 METER
BANGUNAN TINGGI 
LEBIH DARI 14 METER
2 Kg
20 M2
20 METER


TANDA TEMPAT PENEMPATAN APAR

a. Pada Dinding


•Segitiga sama sisi warna merah
•Ukuran sisi 35 Cm
•Tinggi tanda pada 7,5 Cm warna merah
•Ruang tulisan tinggi 3 Cm warna merah




b. Pada tiang berbentuk kotak, tanda pemasangan diberi tanda merah

c. Pada tiang berbentuk bulat, tanda pemasangan diberi tanda merah


Persyaratan Tehnis APAR

Untuk semua jenis APAR yang biasanya dikemas dalam tabung harus memenhui syarat :

  1. Tabung harus dalam keadaan baik ( tidak berkarat )
  2. Dilengkapi dengan etiket cara – cara penggunaan yang memuat urutan singkat dan jelas tetang cara penggunaannya
  3. Segel harus dalam keadaan baik
  4. Tidak ada kebocoran pada membran tabung gas tekanan tinggi (Cartridge )
  5. Slang harus dalam keadaan baik dan tahan tekanan tinggi
  6. Bagi APAR yang jenis Busa tabung dalam tidak bocor serta lubang pengeluaran (neszel) harus tidak tersumbat baik.
  7. Bahan baku pemadam harus selalu dalam keadaan baik
  8. Tutup lubang harus baik dan tertutup rapat
  9. Isi tabung gas sesuai dg tekanan yang dipergunakan
  10. Belum lewat batas masa berlakunya
  11. Warna tabung harus mudah dilihat.

Pemasangan dan penempata harus memenuhi syarat :

  1. Setiap APAR dipasang pada posisi yang mudah dilihat, diambil serta dilengkapi dengan pemberian tanda pemasangan.
  2. Pemasangan APAR harus sesuai dengan jenis dan penggolongan kebakaran
  3. Setiap APAR harus dipasang menggantung pada dinding dengan sengkang atau dalam lemari kaca
  4. Pemasangan dilakukan sedemikian rupa sehingga bagian paling atas pada ketinggian 1,3 meter dari permukaan lantai
  5. Tidak boleh dipasang didalam ruangan yang mempunyai suhu lebih dari 49o C
  6. Penempatan APAR didasarkan pada kemampuan jangkauan sera jenis bangunannya.

Berikut Tabel Resume Kelas Kebakaran dan Jenis Bahan APAR yang dapat digunakan;
No
KELAS KEBAKARAN
SISTEM PEMADAM
AIR
FOAM
CO2
POWDER
1.
Kelas A
Pendinginan Penguraian Isolasi
Baik
Boleh
Boleh
Boleh
2.
Kelas B
Isolasi
Bahaya
Baik
Boleh
Baik
3.
Kelas C
Isolasi
Bahaya
Bahaya
Baik
Boleh
4.
Kelas D
Isolasi Pendinginan
Bahaya
Bahaya
Boleh
Baik


Analisis Kimia Dasar

Persamaan Reaksi Kimia

Persamaan reaksi merupakan suatu persamaan yang menggambarkan perubahan kimia dari pereaksi ( zat-zat yang bereaksi ) menjadi produk ( zat baru atau hasil reaksi ).
Pada penulisan persamaan reaksi, antara pereaksi dan produk dipisahkan oleh tanda panah. pereaksi ditulis sebelum tanda panah ( ruas kiri )sedangkan produk ditulis setelah tanda panah ( ruas kanan )

Dalam suatu persamaan reaksi, jumlah atom-atom dari zat yang bereaksi harus sama dengan jumlah atom-atom dari zat hasil reaksi
Aturan menyetarakan persamaan reaksi :
1. Jangan mengganti angka indeks, karena itu berarti mengganti rumus kimianya
2. Jangan menambahkan zat lain yang tidak ada dalam persamaan reaksi.
3. Setarakan jumlah atom dengan mengubah-ubah angka koefisiennya
4. Mulailah menyetarakan jumlah atom dari atom-atom yang memiliki indeks
paling besar dan atom-atom tersebut berada dalam satu zat, baik diruas kiri
maupun ruas kanan.
5. tetapkan koefisien reaksi dari zat dengan indeks terbesar tadi = 1 atau 2.
6. Setarakan jumlah atom yang terdapat lebih dari satu zat, baik diruas kiri maupun
ruas kanan.
Contoh 1 :

Contoh 2 :

Kimia Organik

 Pengertian Aldehid dan Keton
 
  Aldehid
Aldehid adalah suatu senyawa yang mengandung gugus karbonil (C=O) yang terikat pada sebuah atau dua buah unsur hidrogen. Aldehid berasal dari “alkohol dehidrogenatum“. (cara sintesisnya).
Aldehid termasuk senyawa yang sederhana jika ditinjau berdasarkan tidak adanya gugus-gugus reaktif yang lain seperti -OH atau -Cl yang terikat langsung pada atom karbon di gugus karbonil - seperti yang bisa ditemukan misalnya pada asam-asam karboksilat yang mengandung gugus -COOH.
Pada aldehid, gugus karbonil memiliki satu atom hidrogen yang terikat padanya bersama dengan salah satu dari gugus atom hidrogen lain atau, yang lebih umum, sebuah gugus hidrokarbon yang bisa berupa gugus alkil atau gugus yang mengandung sebuah cincin benzen.

  Keton
Keton bisa berarti gugus fungsi yang dikarakterisasikan oleh sebuah gugus karbonil (O=C)yang terhubung dengan dua atom karbon ataupun senyawa kimia yang mengandung gugus karbonil. Keton memiliki rumus umum: R1(CO)R2. Senyawa karbonil yang berikatan dengan dua karbon membedakan keton dari asam karboksilat, aldehida, ester, amida, dan senyawa-senyawa beroksigen lainnya. Ikatan ganda gugus karbonil membedakan keton dari alkoholdan eter. Keton yang paling sederhana adalah aseton (secara sistematis dinamakan 2-propanon).
Keton adalah suatu senyawa organik yang mempunyai sebuah gugus karbonil (C=O) terikat pada dua gugus alkil, dua gugus aril atau sebuah alkil dan sebuah aril. Sifat-sifat sama dengan aldehid.


  Tata Nama Senyawa Aldehid dan Keton
  Aldehid
Langkah-langkah penamaan aldehida berdasarkan aturan IUPAC adalah sebagai berikut:
Cari rantai terpanjang yang mengandung gugus fungsi formil.
Beri nomor pada rantai terpanjang, dimulai dari C yang terdekat dengan gugus fungsi.
Sebutkan nomor dan nama cabang pada rantai utama, akhiri dengan nama alkanalnya (dengan mengganti akhiran –a pada alkana menjadi –al pada aldehida).




  Keton
Penamaan senyawa-senyawa alkanon atau keton juga ada dua cara yaitu :
Menurut IUPAC mengikuti nama alkanannya dengan mengganti akhiran “ ana “ dalam alkana menjadi “ anom “ dalam alkanon.
Dengan cara Trivial yaitu dengan menyebutkan nama kedua gugus alkilnya, kemudian diikuti akhiran “ Keton “.




TATA NAMA ALKANON
Untuk senyawa-senyawa keton dengan rumus struktur bercabang akan lebih mudah jika penamaannya menggunakan aturan IUPAC, sebagai berikut :
Tentukan rantai utama dengan cara pilih deretan C yang terpanjang dan mengandung gugus fungsi kemudian beri nama seperti tabel 5.6 di atas.
Penomoran rantai utama dimulai dari ujung yang memberikan nomor serendah-rendahnya bagi atom C gugus fungsi. Aturan selanjutnya sama dengan yang berlaku pada senyawa hidrokarbon.
2.3 Sifat  Senyawa Aldehid dan Keton
2.3.1 Aldehid
Aldehid dengan berat molekul rendah memiliki bau yang tajam. Misalnya, HCHO (metanal atau formaldehid) dan CH3CHO (etanal atau asetaldehid). Dengan meningkatnya massa molekul aldehid, baunya menjadi lebih harum. Beberapa aldehid dari hidrokarbon aromatis memiliki bau khas yang menyegarkan.

Tabel 1. Sifat Fisika Senyawa Aldehid




  Keton
Sifat-sifat keton yaitu:
a) Keton dengan jumlah atom C rendah (C1 – C5) berwujud cair pada suhu kamar.
b) Oleh karena keton memiliki gugus karbonil yang polar maka senyawa keton larut dalam pelarut air maupun alkohol. Kelarutan senyawa keton berkurang dengan bertambahnya rantai alkil.
c) Adanya kepolaran menimbulkan antaraksi antarmolekul keton sehingga senyawa keton umumnya memiliki titik didih relatif tinggi dibandingkan dengan senyawa non polar yang massa molekulnya relatif sama. Titik didih beberapa senyawa keton ditunjukkan pada tabel berikut.

Tabel 2. Sifat Fisika Senyawa Keton



Aseton merupakan senyawa keton paling sederhana. Aseton berwujud cair pada suhu kamar dengan bau yang harum. Cairan ini sering digunakan sebagai pelarut untuk vernish, pembersih cat kayu, dan pembersih cat kuku. Dalam industri, aseton digunakan sebagai bahan baku untuk membuat kloroform.

  Reaksi-Reaksi Senyawa Aldehid dan Keton
  Aldehida
Aldehida adalah golongan senyawa organik yang memiliki rumus umum R-CHO. Beberapa reaksi yang terjadi pada aldehida antara lain:
Oksidasi
Aldehida adalah reduktor kuat sehingga dapat mereduksi oksidator-oksidator lemah. Perekasi Tollens dan pereaksi Fehling adalah dua contoh oksidator lemah yang merupakan pereaksi khusus untuk mengenali aldehida. Oksidasi aldehida menghasilkan asam karboksilat. Pereaksi Tollens adalah larutan perak nitrat dalam amonia. Pereaksi ini dibuat dengan cara menetesi larutan perak nitrat dengan larutan amonia sedikit demi sedikit hingga endapan yang mula-mula terbentuk larut kembali. Pereaksi Tollens dapat dianggap sebagai larutan perak oksida (Ag2O). aldehida dapat mereduksi pereaksi Tollens sehingga membebaaskan unsur perak (Ag).
Reaksi aldehida dengan pereaksi Tollens dapat ditulis sebagai berikut :

Bila reaksi dilangsungkan pada bejana gelas, endapan perak yang terbentuk akan melapisi bejana, membentuk cermin. Oleh karena itu, reaksi ini disebut reaksi cermin perak.
Pereaksi Fehling terdiri dari dua bagian, yaitu Fehling A dan Fehling B. fehling A adalah larutan CuSO4, sedangkan Fehling B merupakan campuran larutan NaOH dan kalium natrium tartrat. Pereksi Fehling dibuat dengan mencampurkan kedua larutan tersebut, sehingga diperoleh suatu larutan yang berwarna biru tua. Dalam pereaksi Fehling, ion Cu2+ terdapat sebagai ion kompleks. Pereaksi Fehling dapat dianggap sebagai larutan CuO. Reaksi Aldehida dengan pereaksi Fehling menghasilkan endapan merah bata dari Cu2O.

Pereaksi Fehling dipakai untuk identifikasi adanya gula reduksi (seperti glukosa) dalam air kemih pada penderita penyakit diabetes (glukosa mengandung gugus aldehida).

Adisi Hidrogen (Reduksi)
Ikatan rangkap –C=O dari gugus fungsi aldehida dapat diadisi oleh gas hidrogen membentuk suatu alkohol primer. Adisi hidrogen menyebabkan penurunan bilangan oksidasi atom karbon gugus fungsi. Oleh karena itu, adisi hidrogen tergolong reduksi.

  Keton
Reduksi keton oleh hidrogen akan menghasilkan alkohol sekunder
Oksidasi
Keton merupakan reduktor yang lebih lemah daripada aldehid. Zat-zat pengoksidasi lemah seperti pereaksi tollens dan pereaksi Fehling tidak dapat mengoksidasi keton. Oleh karena itu, aldehid dan keton  dapat dibedakan dengan menggunakan pereaksi-pereaksi tersebut.
Aldehid + pereaksi Tollens à cermin perak
Keton + pereaksi Tollens à tidak ada reaksi
Aldehid + pereaksi Fehling àendapan merah bata
Keton + pereaksi Fehling à tidak ada reaksi
Larutan Fehling Larutan fehling adalah larutan basa bewarna biru tua. Larutan fehling dibuat dari Cu(II) sulfat dalam larutan basa yang mengandung garam Rochelle, sehingga diperoleh ion kompleks Cu(II) tartrat. Reaksinya adalah sebagai berikut:

Larutan Tollens Larutan tollens dibuat dengan mencampur NaOH, AgNO3, dan NH3 sehingga terbentuk ion kompleks [Ag(NH3)2]+. Reaksinya adalah sebagai berikut:

Ion kompleks [Ag(NH3)2]+ direduksi oleh aldehida/alkanal menjadi Ag, membentuk endapan Ag menyerupai cermin perak pada dinding tabung.

Cara Pembuatan Aldehid dan Keton
Ozonolisis Alkena
Alkena bereaksi dengan ozon membentuk ozonida yang diikuti pembelahan reduktif dengan serbuk zink dan air atau H2/Pd menghasilkan aldehida, keton maupun campuran keduanya tergantung pola substitusi alkena yang digunakan.


Serbuk zink dapat digunakan untuk mengeliminasi molekul H2O2 yang terbentuk saat reaksi, yang selanjutnya dapat mengoksidasi aldehida membentuk asam karboksilat. Dengan alkena yang sesuai, maka aldehida dan keton yang diharapkan dapat terbentuk.

Hidrasi Alkuna
Etuna jika direaksikan dengan air dengan adanya H2SO4 and HgSO4 membentuk asetaldehida. Hidrasi alkuna yang lain pada kondisi yang sama akan juga dapat menghasilkan keton.

 Contoh:

Oksidasi Toluena
Oksidasi suatu senyawa aromatik yang mengikat gugus metil pada cincin benzena dengan adanya krom trioksida (CrO3) dan anhidrida asetat diikuti dengan hidrolisis menghasilkan benzaldehida.


Oksidasi lebih lanjut benzaldehida menghasilkan asam benzoat dapat dicegah dengan anhidrida asetat sebagai turunan benziliden diasetat tak-teroksidasi. Reaksi ini dinamakan reaksi Etard.


Reaksi Nitril
Reduksi  parsial senyawa nitril dengan dengan timah klorida terasamkan (SnCl2/HCl) pada temperatur kamar menghasilkan aldehida. Pada tahap pertama imina hidroklorida terbentuk yang selanjutnya terhidrolisis dengan air mendidih menghasilkan aldehida. Jenis spesifik reduksi nitril disebut reaksi reduksi Stephen.
SnCl2 + 2HCl → SnCl4 + 2 H+


Dengan cara yang sama, benzonitril menghasilkan benzaldehida.


Keton dapat diperoleh ketika reagen Grignard direaksikan dengan nitril. Intermediet garam imina terbentuk pada reaksi hidrolisis pembentukan keton.

Okdisasi Alkohol
Cara ini merupakan cara yang paling sederhana untuk mensintesis aldehida dan keton. Reaksi oksidasi alkohol primer akan membentuk aldehida, sedangkan oksidasi alkohol sekunder menghasilkan keton.